Hartadinata bersama dua pengajar Bard High School Early College (BHSCE) New York, Amerika Serikat.
Siapa bilang Indonesia inferior dan tidak bisa melahirkan generasi unggul? Tengoklah Hartadinata Harianto.Remaja asal Surabaya ini pantas disebut siswa jenius dengan sederet prestasi mengagumkan.
Harta, panggilan akrab Hartadinata, menjadi satu-satunya anak Indonesia di Bard High School Early College (BHSEC),New York,Amerika Serikat,sekolah terkemuka dan bergengsi yang menerapkan sistem akselerasi atau percepatan. Di sekolah yang dana operasionalnya dibantu Bill and Melinda Gates Foundation ini,Harta bukan siswa biasabiasa saja.Dia secara gemilang mencatat indeks prestasi kumulatif (IPK) atau grade point average (GPA) 4,0! Harta menjadi satu di antara tiga orang yang berhasil mendapatkan IPK sempurna itu.”Dua lainnya siswa dari Amerika Serikat.
Saya mengalahkan 1.000 siswa lain,sekaligus satu-satunya orang Asia yang mendapatkan kehormatan ini,”tutur Harta seusai acara Friday Sharing With Hartadinata di Aula Institut Manajemen Telkom, Bandung,Jumat (17/2). Pencapaian ini kian menambah panjang prestasi yang telah diukirnya.Harta sebelumnya telah meraih penghargaan Academic Gold Honor Roll(2007),Academic Gold Honor Roll(2008),Academic Excellence for Mathematics( 2008),dan National Top 2% ELA Examination(2008). Bahkan dia juga dinobatkan sebagai warga negara Indonesia (WNI) terpintar serta menggondol President’s Education Award’s Programdari Presiden Amerika Serikat pada 2008.
Atas sederet prestasinya itu,Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) tahun ini menganugerahkan penghargaan ”WNI pertama yang meraih GPA 4,0”dan “MotivatorTermuda”. Menariknya,meski berprestasi,penyuka olahraga sepak bola,basket,dan gulat ini bukanlah siswa pandai. “Saya hanya punya motivasi tinggi dan kemauan keras untuk belajar.Di mana pun, dalam keadaan apa pun,saya siap belajar dan menghafal,” ungkapnya merendah. Kecerdasan Harta terlihat sejak duduk di sekolah dasar. Pada 2006 atau saat berusia 11 tahun,dia menyabet penghargaan Math Academic Excellence.Ketekunan belajar menjadi kunci kecerdasannya.
“Sejak kelas 5 SD saya tidak lagi tertarik main game, timbul keinginan untuk melakukan yang terbaik,terutama bidang akademis,”ujar penggemar serial televisi Power Rangerini. Remaja kelahiran Sidney, Australia,21 April 1994 ini mengaku menghabiskan waktu minimal empat jam dalam satu hari untuk belajar. Bahkan menjelang ujian akhir semester,Harta rela belajar sepanjang hari.“Jika ujian berlangsung hari Senin,sejak pukul 6 pagi pada hari Minggu, saya sudah belajar dan menghafal.Saya tidak akan tidur selama 24 jam sampai hari ujian itu tiba,”ujarnya.
Bagi remaja yang tinggal di Amerika Serikat itu,belajar tidak harus di sekolah atau di rumah.Dalam penerbangan dari New York ke Jakarta saja dia berkutat dengan buku.Hal itu dia lakukan untuk mengatasi ketertinggalan selama masa cuti sekolah dan mengurus beberapa kegiatan di Indonesia. Harta tak segan membagi tip kepada siapa saja yang ingin bersaing di pendidikan internasional.“Kita harus berjuang saat ini juga.Kalau kita bersaing untuk beasiswa ke luar negeri,pandaipandailah ‘menjual diri’ dan bangsa ini,”tuturnya.
Menurut dia,budaya Indonesia merupakan tema yang selalu menarik untuk dijadikan bahan esai personal statementyang menjadi syarat wajib seleksi beasiswa luar negeri.Ia pun menceritakan budaya Indonesia.“Tak akan pernah habis jika kita bicara betapa uniknya Indonesia dan kualitas manusianya yang unggul.Yang paling penting dalam mengejar cita-cita tinggi ini adalah motivasi,”tuturnya. Meski meraih berbagai prestasi tingkat dunia,masih banyak yang ingin dikejar Harta. Proyeksinya ke depan adalah berkuliah di Universitas Harvard.
“ Saya ingin mengambil sekolah manajemen bisnis agar dapat menjadi pengusaha sukses seperti ayah saya,”ujar putra sulung pasangan Harianto dan Martini ini. Selain itu,dia ingin mengambil jurusan kedokteran di salah satu akademi kesehatan ternama Amerika.Harta mengaku tak pernah lelah belajar.Motivasinya untuk mencetak prestasi akademis itu tak pernah padam.”Motivasi itu timbul begitu saja, bahkan ketika menonton Power Rangerkeinginan melakukan yang terbaik tumbuh dalam diri.Karena,baik orang tua maupun orang lain tidak pernah memaksa saya rajin belajar,”tutur remaja yang pernah bersekolah di SD Ciputra Surabaya ini.
Harta mengaku kerja kerasnya untuk belajar ingin didedikasikan untuk Indonesia.Dia mengaku selalu ingin berkontribusi pada Tanah Air.“Ketika pendidikan saya di Amerika selesai,saya akan kembali ke Indonesia.Rencananya saya akan mendirikan rumah sakit dengan perlengkapan yang sangat canggih dan dibutuhkan seluruh rakyat Indonesia,”ujar Harta bersemangat.“I love Indonesia,I still love Indonesia,”kata dia.
GITA PRATIWI
Bandung
sumber:
seputar indonesia